Kuliah Umum Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih Tahun Akademik 2024/2025 Resmi Dibuka
Jayapura, 2 Agustus 2024 – Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih menyelenggarakan kuliah umum untuk Tahun Akademik 2024/2025 pada hari ini di Gedung Auditorium yang di ikuti oleh mahasiswa baru dan mahsiswa lama baik secara luring/daring melalui platform Zoom Meeting. Acara yang berlangsung di Auditorium Universitas Cenderawasih ini dihadiri oleh para mahasiswa, dosen, dan tamu undangan. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Direktur Pascasarjana, Prof. Akbar Silo.Dalam sambutannya, Prof. Akbar Silo menekankan pentingnya kuliah umum sebagai sarana bagi mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan mereka di berbagai bidang. “Kuliah umum ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa pascasarjana, agar mereka tidak hanya cakap dalam bidang akademik, tetapi juga memahami dinamika sosial, politik, dan pembangunan di Papua serta Indonesia secara umum,” ujar Prof. Akbar.
Pemateri Pertama: Dr. Frans. A Asmuruf – Pedoman Akademik Pascasarjana
Pemateri pertama, Dr. Frans. A Asmuruf yang menjabat sebagai Asisten Direktur Pascasarjana, menyampaikan materi mengenai pedoman akademik yang harus diikuti oleh mahasiswa pascasarjana. Dalam pemaparannya, Dr. Frans menekankan pentingnya kedisiplinan dan integritas akademik. “Mahasiswa diharapkan untuk memahami dan mematuhi pedoman akademik yang telah ditetapkan. Ini adalah dasar untuk mencapai kesuksesan dalam studi,” jelasnya.
Pemateri Kedua: Wemfrid Wally – Testimoni Keberhasilan Membangun Kampung
Selanjutnya, Wemfrid Wally, yang merupakan Kepala Kampung berbagi pengalaman suksesnya dalam membangun kampungnya. Ia menekankan pentingnya pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan. “Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kemajuan. Dengan pendidikan, kami dapat membawa perubahan nyata di kampung kami,” ujar Wemfrid dengan penuh semangat.
Pemateri Ketiga: Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni – Kebijakan Pembangunan Nasional
Pemateri ketiga, Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, seorang ahli dalam bidang kebijakan publik, membahas kebijakan pembangunan nasional dan bagaimana kebijakan tersebut diimplementasikan di Papua. Dalam paparannya, Prof. Ismi menyoroti pentingnya pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan dalam pembangunan. “Pembangunan yang berkelanjutan harus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara holistik,” katanya.Kebijakan Publik: “Dimensi Teori dan Praktek” materi Prof Ismi Dwi Astuti Nurhaeni dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, membahas secara komprehensif mengenai kebijakan publik dari perspektif teori dan praktik, menjelaskan mengapa kebijakan publik penting, isu-isu yang muncul, dan proses-proses yang terkait, termasuk formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan.Berbagai model kebijakan juga dibahas, seperti Model Kelembagaan, Model Proses, dan lainnya, yang menggambarkan bagaimana kebijakan publik dibuat, diimplementasikan, dan dievaluasi. Implementasi kebijakan ditekankan sebagai tahapan penting yang menghubungkan formulasi kebijakan dengan hasil yang diharapkan. Dalam pemaparan beliau juga mengkaji peran stakeholder dalam proses kebijakan serta contoh model implementasi kebijakan di lapangan.
Pemateri Terakhir: Mayjen TNI (Purn) Ramses Limbong – Transisi Kekuasaan dan Stabilitas Politik di Papua
Kuliah umum ditutup dengan penyampaian materi oleh Mayjen TNI (Purn) Ramses Limbong, yang saat ini menjabat sebagai Penjabat Gubernur Provinsi Papua. Beliau membahas tentang transisi kekuasaan dan tantangan stabilitas politik di Papua. Ramses Limbong menggarisbawahi pentingnya stabilitas politik untuk memastikan kelangsungan pembangunan di Papua. “Transisi kekuasaan yang damai dan stabilitas politik adalah fondasi utama bagi kemajuan Papua,” tegasnya.Kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pemahaman yang lebih mendalam bagi mahasiswa pascasarjana Universitas Cenderawasih dalam menghadapi tantangan di masa depan, baik di bidang akademik maupun dalam kontribusi nyata mereka terhadap pembangunan Papua.